Banyak orang yang tidak tahu dengan keberadaan puncak Beuti Canar ini. Puncak Beuti Canar atau orang-orang sering menyebutnya puncak galunggung ini berada di kota Tasikmalaya, tepat di belakang kawah gunung galunggung.
pada tahun 2010 lalu saya beserta rekan-rekan dari Gempala sempat merasakan mendaki puncak tersebut, dalam rangka masa bimbingan anggota muda Gempala dan merupakan salah satu syarat untuk menebus nomer tanda anggota. Bisa dibilang ini merupakan pengalaman pertama saya mendaki gunung. Rasa takut tentang medan yang akan dihadapi terus menakuti perasaan saya, cerita-cerita tentang medan jalur menuju puncak beuti canar yang dikatan masih liar, rambat oleh tumbuhan dan berat jujur membuat saya semakin tidak yakin untuk mendakinya.
Tepat pada hari Selasa, 22 Meret 2010 kami melaksanakan pendakian tersebut, berkumpul di salah satu rumah senior di daerah manonjaya.
Bagi kami ini merupakan salah satu langkah yang wajib di tempuh agar sepenuhnya menjadi seorang anggota kelompok pecinta alam yang kami pilih.
Sekitar pukul 08.30 kami berangkat menggunakan truk menuju desa Cikur Sari, sesampainya disana kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Selain beban ransel yang kami pikul cuaca yang terik saat itu membuat langkah kami semakin berat. Saat itu kami seperti sedang mandi dengan kringat saja. Jalur yang menanjak curam membuat nafas saya terasa berat.
Sekitar pukul 12.00 kami sampai di pos pengambilan air terakhir, ini merupakan satu-satu nya pos yang terdapat aliran air selama perjalanan menuju puncak BC. Disini kami menyempatkan untuk melakukan solat dzuhur bersama sebelum melanjutkan perjalan.
Setelah mengambil air dan melaksanakan solat, kami kembali melanjutkan perjalan. baru beberapa langkah saja kami di hadapi medan yang sangat curam, membuat kami harus mengestavetkan ransel kami ke atas menuju tempat yang cukup landai.
Perjalanan ini terasa berat kami rasakan, berbagai medan curam, jalur yang terlihat samar, dan banyak jalur yang dibatasi oleh jurang-jurang yang cukup curam membuat saya sempat berputus asa dan memiliki pikiran menyesal ikut serta dalam pendakian ini.
Sekitar pukul 18.15 kabut mulai turun membuat hawa mulai terasa sangat dingin. Kami terus berjalan berharap bisa cepat menemukan puncak. Kondisi alam sekitar dengan tingkat kelembapan yang cukup tinggi membuat badan ini semakin menggigil merasakan kedinginan. Jalur yang rembat dan samar sempat membuat semangat kami surut.
Sudah hampir pukul 10.00 malam atau sekitar 12 jam kami mendaki, kami masih belum mencapai puncak. Rasa lelah yang amat sangat membuat kami memutuskan untuk membuat camp di perjalanan. Tanpa pikir panjang saya lalu merobohkan diri berbaring dengan ransel masih di pundak dan sepatu yang masih terpasang di kaki terlelap tidur.
Esok hari atau hari Rabu 23, Maret 2010 sekitar pukul 08.00 setelah sarapan kami melanjutkan kembali perjalanan menuju puncak. Dengan tubuh yang segar nampaknya semangat kami sudah mulai kembali.
Sekitar setengah jam kami mendaki kami sampai di daerah pamonyangan, terdapat mitos bahwa disana terdapat maung atau harimau membuat kami malah semakin semangat untuk melangkah segera meninggalkan daerah tersebut. Beberapa langkah menuju puncak kami menemukan beberapa bunga adelweiss, atau yang sering disebut dengan bunga abadi, itu merupakan pengalaman pertama saya melihat bunga tersebut tumbuh di habitat aslinya.
sekitar pukul 10.00 kami berhasil mencapai puncak BC, merupakan pengalaman yang indah bisa mencapai puncak tertinggi di Tasikmalaya tersebut.
Setelah berpuas diri dan beristirahat di puncak, kami mulai menuruni puncak Beuti Canar. Jalur yang akan kami tempuh yaitu melewati kawah saat dan talaga bodas. Dengan medan jalur yang terus menurun membuat langkah kami terasa ringan.
Sekitar pukul 14.30 kami sampai di kawah saat. Bau belerang yang sangat menyengat merupakan salah satu cirri dari kawah saat. Terdapat ruang yang luas dan berpasir. Disana kami menyempatkan unduk solat berjamaah dan bermain sumo untuk menghilangkan rasa jenuh selama di perjalanan.
Setelah solat, istirahat dan mengambil air kami melanjutkan perjalanan menuju talaga bodas. Kondisi jalur yang samar membuat di perjalanan menuju talaga bodas kami sempat salah menentukan jalur. Setalah sekitar satu jam kami berjalan, pada pukul 16.15 kami telah sampai di talaga bodas.
Keindahan pemandangan alam di sekitar talaga bodas membuat rasa lelah selama di perjalanan hilang dan berganti menjadi rasa bangga dan kagum atas ciptaan Sangpencipta.
Disana kami memutuskan untuk bermalam dan membuat camp. Hujan yang datang secara tiba-tiba membuat udara semakin dingin. Dibalut dengan sleepingbag kami tidur dengan nyenyak.
Kamis, 24 Maret 2010, pukul 11.00 setelah sarapan, dan packing kami melanjutkan perjalan pulang. Rasa puas setelah mendaki membuat semangat kami melangkah semakin besar. Pemandangan-pemandangan alam sekitar seperti melambaikan tangan memberi salam perpisahan kepada kami.